Acara Eks PKI Dibubarkan




CIANJUR-Kegiatan Yayasan Peneliti Korban Pembunuhan (YPKP) 1965 di Kavling 215 Vila Hosana Wisma Coolibah Kampung Lemah Duhur Desa Cimacan Kecamatan Cipanas dibubarkan. Kegiatan itu dibubarkan massa gabungan organisasi masyarakat (Ormas) Gempa, Garis, dan ormas lainnya yang mendatangi Villa Coolibah dan mendesak acara eks keluarga PKI dibubarkan, Kamis (14/4).

Data yang dihimpun Radar Cianjur, kegiatan yang bertema NAWACITA Solusi Penyelesaian Berkeadilan dan Bermartabat bagi Korban Pelanggaran HAM berat Tragedi 1965/1966 itu, dikecam keras beberapa Ormas. Nampak, sesaat acara tersebut akan dibuka ratusan massa berupaya masuk dan menggagalkan acara itu.
Akan tetapi, pengamanan ketat dengan senjata lengkap dari petugas Brimob, Polres Cianjur dan Kodim Cianjur ikut mengamankan lokasi. Setelah itu Kapolres Cianjur dan perwakilan massa pendemo langsung melakukan mediasi. Suasana mencekam pun sempat terjadi saat ormas berupaya membubarkan aktivitas massa keluarga eks PKI tersebut.

Ketua YPKP Bejo Untung mengaku, acara yang digelar di Cipanas ini dalam menyikapi akan diselesaikannya kasus tragedi 1965 oleh Pemerintah RI dibawah Presiden Joko Widodo (Jokowi). "Kami rumuskan pemikiran dan materi bersama keluarga eks PKI menjelang pelaksanaan simposium yang diprakarsai oleh Kemenkopolhukam dan Dewan Pertimbangan Presiden pada 18-19 April 2016 mendatang," jelasnya.

Asalnya, acara itu akan digelar mulai, Kamis (14/4) sampai Sabtu (16/4), para korban kekerasan sepakat menyamakan pandangan untuk menyambut gagasan dan rencana mulia dari Presiden Jokowi, namun amat disesalkan, ada massa yang tidak menyetujuinya dan berupaya menggagalkan acara.

"Ratusan orang mengepung lokasi acara kami, sehingga pengelola wisma merasa ketakutan dan merasa ditekan. Makanya, dari pada seperti ini kami putuskan tidak dipaksakan dan akan melanjutkan di Jakarta. Lantaran jika dipaksakan para peserta acara sudah merasa lelah dan tidak kondusif," terangnya.

Dia menyayangkan, mengapa pengelola wisma panik, padahal pihak TNI/Polri sudah menjaga lokasi dengan ketat. Menurutnya, keluarga eks PKI ini tidak usah panik, namun memang keadaan real yang beresiko. "Saat ini, kan negara ingin menyelesaikan masalah ini baik dengan rekonsiliasi atau rehabilitasi. Ini sudah menjadi dinamika perjuangan para korban tragedi 1965 kami tidak takut dan panik, kami siap-siap saja walaupun kita dalam suasana tertekan," jelasnya.

Dia menambahkan, dari awal acara perkumpulan para korban tragedi 1965 ini sudah berkoordinasi dengan pengelola wisma, dua minggu sebelum acara, suasana pun aman-aman saja, bahkan pengelola sudah menjamin keamanan. Tetapi, ketika datang massa menolak pengelola meminta acara dibubarkan.

"Padahal pembahasan kami ini bukan masalah politik, tetapi meminta penegakan hukum dan HAM yang seadil-adilnya. Melalui NAWACITA lah ada peluang bagi kami untuk menyelesaikannya dan kami harap berbagai pihak bisa menyatukan pandangan," ungkapnya.

Perwakilan Ormas pendemo Ketua Umum Gempa Ujang menegaskan, alasan aksi penolakan ini karena tidak ada tempat untuk para PKI dan eks PKI, karena mereka musuh bersama. Baginya Rakernas ini membahas bungkusnya saja, intinya kegiatan para eks PKI. "PKI ini merupakan musuh negara dan tidak ada tempat untuk PKI. Kami mengapresiasi aparat bisa membubarkannya," jelasnya.

Kapolres Cianjur AKBP Asep Guntur Rahayu menjelaskan, meskipun tidak ada izin resmi dari kepolisian, namun pengamanan yang melibatkan TNI/Polri disiagakan. "Sesuai Undang Undang Nomor 8 tahun 2009 pemberian izin kegiatan itu seharusnya 3 x 24 jam, namun panitia malah melaporkan pengajuan izin baru, Rabu (13/4) sore. Makanya, acara ini tidak memenuhi persyaratan. Namun kami tetap berkewajiban melakukan pengamanan," paparnya.

Pasca pihak panitia memutuskan untuk meninggalkan lokasi, mereka kembali dipindahkan ke Jakarta. Saat ditanya lebih lanjut ihwal kegiatan tersebut Kapolres menyebutkan belum mengetahui isi kegiatan. Saat akan dikonfirmasi, pihak pengelola Wisma Hosana enggan memberikan komentar.(fhn)


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top