Audensi Bahas Wahabi Batal

CILAKU – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Desa Sindangsari, Kecamatan Cilaku, menyebutkan bahwa pihaknya mewakili warga Kampung Pasir Kunci RT 05/03, dan RT 06/03, Desa Sindangsari, Kecamatan Cilaku, menurut rencana akan mengadalan audensi dan musyawarah untuk membahas beredarnya ajaran Wahabi yang cukup meresahkan warga, yang dibawa oleh seorang pengikut perempuan berinisial HM (35), warga kampung tersebut. Namun audiensi yang direncanakan berlangsung pada hari Minggu (01/05) kemarin itu terpaksa batal.

Ketua MUI Desa Sindangsari, Ustadz Abdul Hamid, kepada Radar Cianjur menyampaikan bahwa HM yang ditunggu-tunggu ternyata tidak kunjung datang. Audiensi yang direncanakan, sebelumnya dipicu oleh dugaan kehadiran ajaran yang dianggap sesat dan menyimpang di daerah itu, yang sebelum ajaran itu beredar, diawali dengan seringnya memberikan bantuan sosial untuk meraih simpati masyarakat, baik warga setempat maupun dari daerah lainnya.

"Bantuan yang diberikan HM disalurkan dari Saudi Arabia, karena sebelumnya dia pernah bekerja sebagai TKW (Tenaga Kerja Wanita—red) dan kenal dengan donatur yang selalu memberikan bantuan untuk berbagai hal sosial. Namun, setelah itu ada pembicaraan yang aneh, misalnya saat pertemuan tidak boleh menjalankan ibadah di luar hal-hal yang wajib," katanya.

Yayat Supriana (51), salahseorang tokoh masyarakat setempat, mengatakan bahwa tadinya warga sangat berterimakasih karena HM dianggap begitu baik, setiap bulan memberikan sumbangan. Bahkan beberapa masjid yang ada di daerah tersebut dibangun dengan dana bantuan yang diberikannya. Dan baru belakangan diketahui bahwa HM mengadakan acara pengajian mingguan yang di dalamnya tidak boleh melaksanakan ibadah di luar hal wajib.

HM, dengan ayah kandungnya sendiri berbeda pendapat, dan Sohib (55), sang ayah lebih memilih untuk tidak diaku ayah apabila HM tetap memilih ajarannya.

"Rencana ada pertemuan dan musyawarah, tapi gagal. Pihak HM tidak kunjung datang juga. Katanya akan mendatangkan kyai dari Jakarta, mungkin saja itu hanya propaganda dari pihaknya," kata Ustadz Abdul Hamid, yang juga pimpinan Pondok Pesatren Al-Iqna. (mat)



Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top