Radar Cianjur »
Berita Utama
»
Awas, Pilkada Chaos!
Awas, Pilkada Chaos!
Posted by Radar Cianjur on Rabu, 19 Agustus 2015 |
Berita Utama
Butuh Kepedulian Berbagai Pihak
CIANJUR-Pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak yang akan dihelat
pada 9 Desember 2015 mendatang dinilai bakal memiliki potensi konflik yang
cukup luar biasa dan melebihi konflik yang terjadi pada pileg dan pilpres 2014
yang lalu. Bahkan, jika dibandingkan dengan even yang sama, yakni pilkada 2011,
potensi konfliknya diprediksi lebih besar.
Hal itu diungkapkan Kapolres Cianjur, AKBP Asep Guntur Rahayu, ketika
ditemui di ruang kerjanya, Selasa (18/8) kemarin. Oleh karena itu, pihaknya pun
mengaku sudah mempersiapkan berbagai skenario dan kemungkinan hingga yang
paling buruk sekalipun.
“iya, memang potensi konfliknya cukup besar. Lebih besar dari
sebelum-sebelumnya, seperti pileg dan pilpres 2014 apalagi pilkada sebelumnya,”
ungkap Asep, kemarin.
Kendati demikian, Asep menambahkan, potensi konflik yang sudah
dianalisa pihaknya itu diharapkan tidak akan benar-benar terjadi. Sehingga,
penyelenggaraan Pilkada Cianjur 2015 untuk memilih bupati dan wakil bupati
periode 2016-2021 itu pun bisa berjalan dengan lancar, aman dan terkendali
tanpa ada gangguan keamanan yang cukup berarti.
“Kalau diadakan survei dan ditanya semua masyarakat tentu tidak ada
yang menginginkan kerusuhan. Maunya semua pasti yang aman-aman saja. Tapi
kenyataannya, berdasarkan pengamatan kami, potensi itu memang selalu ada dan
mungkin saja terjadi, karena momennya adalah pilkada,” jelas dia.
Dikatakan perwira Polri yang pernah menjadi salah satu penyidik Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) itu, potensi konflik itu muncul dikarenakan adanya
ketokohan yang cukup kuat dari masing-masing pasangan calon yang maju dalam
pertarungan untuk memperebutkan suara masyarakat tersebut.
Karena itu, kata Kapolres, ada kedekatan dan keterikatan secara
emosional antara para pasangan calon dengan konstituen atau pendukungnya. Hal
ini kemudian yang memunculkan fanatisme dari masing-masing pendukungnya.
Sehingga, ketika ada sesuatu hal yang tidak diinginkan menimpa pasangan calon
yang didukungnya, maka secara otomatis memantik reaksi dari para pendukung
setianya masing-masing.
“Semua yang mencalonkan diri ini kan tokoh yang memiliki pengaruh cukup
kuat di Cianjur. Tidak seperti ketika di pilpres, misalnya. Karena tidak ada
kedekatan dan ikatan emosional secara pribadi dengan calon presiden yang
didukung,” jelas dia.
Pria yang mendapat nama panggilan akrab Asep Batik semasa berdinas
sebagai penyidik KPK itu menerangkan, sebenarnya, potensi konflik pilkada bakal
sudah dimulai ketika menjelang penetapan pasangan calon pada 24 Agustus
mendatang.
Pasalnya, pada saat itu, Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Cianjur
akan menetapkan pasangan calon mana saja yang lolos dan bisa bertarung dalam
pilkada Cianjur mendatang. Khusus untuk bakal pasangan calon dari jalur
perseorangan, kata Asep, diharuskan memenuhi persyaratan minimal dukungan
dengan jumlah yang sudah ditetapkan perundangan.
Jika seandainya, tekan dia, dari hasil keputusan KPUD Cianjur itu tidak
sesuai dengan apa yang menjadi keinginan dari pendukung pasangan tersebut, maka
dinilainya sudah menjadi potensi konflik tersendiri. Karena, pendukung pasangan
tersebut selama ini sudah berjuang dan berusaha sekuat-kuatnya agar bisa lolos
verifikasi KPUD Cianjur.
“Itu sudah potensi konfliknya ada. Lain dengan pasangan yang diusung
oleh parpol, karena aturannya adalah jumlah kursi di legislatif,” kata dia.
Adapun untuk menghadapi pesta demokrasi itu, beber Kapolres, pihaknya
sudah melakukan persiapan dan langkah-langkah antisipasi yang dilakukan mulai
dari tingkat mabes, polda hingga polres. Selain itu, Polres Cianjur pun sudah
diperintahkan secara khusus untuk membuat perkiraan intelijen yang secara
khusus memuat data dan segala hal yang berkenaan dengan gelaran pilkada dengan
segala kemungkinannya.
Selain itu, sebelu pelaksanaan pilkada itu sendiri, pihaknya pun sudah
melakukan operasi khusus yakni Operasi Cipta Kondusif yang dititikberatkan pada
tujuan untuk menciptakan kondusifitas dan keamanan di Cianjur.
“Kami sudah bentuk lima tim khusus. Tim 1 saya sendiri yang pimpin, tim
2 oleh Wakapolres, tim 3 oleh Kabag Ops, tim 4 oleh Kabag Ren dan tim 5
dipimpin oleh Kabag Sumda. Dari situ kami keliling dan terjun langsung ke
masyarakat untuk mendapatkan dan menggali segala informasi yang meresahkan
masyarakat, khususnya berkenaan pilkada,” beber dia.
Selain melakukan Operasi Cipta Kondusif, lanjut Asep, pihaknya juga
sudah membuat rencana Operasi Mantap Praja yang mencantumkan seluruh rencana
kegiatan pengamanan secara detil dan terperinci mulai dari tahapan pilkada
sampai pelantikan bupati dan wakil bupati terpilih di 2016.
“Hari ini juga kami sudah menggelar latihan pra operasi. Materinya
adalah pengetahuan dan perundangan serta piranti-piranti lunak lain yang
berkaitan dengan pilkada. Juga ada mekanisme pengendalian massa, jika memang
nantinya terjadi chaos,” urai dia lagi.
Asep menjabarkan, jika menilik pada pengalaman penyelenggaraan pemilu
sebelumnya seperti pileg, pilpres dan pilkada 2011, maka KPUD Cianjur
dinilainya memiliki tingkat kerawanan yang cukup tinggi dibandingkan dengan
yang lainnya.
Hal itu, kata Kapolres, disebabkan bahwa KPU menjadi sentrak kegiatan
dari pemilu dan rawan terjadi konflik. Tapi, ia menambahkan, potensi konflik
yang lain juga bisa timbul selama distribusi logistik pemilu, semisal surat
suara dan penghitungan suara beserta kotak suaranya yang harus sampai di tujuan
dengan aman dan tanpa dimanupulasi.
“Itu juga sangat potensial karena surat suara itu menjadi bukti otentik
manakala dianggap terjadi penyelewengan dan pelanggaran,” ucap dia.
Namun, imbuh Asep, hal lain yang menjadi pertimbangannya adalah 'serangan
fajar' yang tidak lagi dimasukkan sebagai tindakan melanggar hukum. Hal itu
(serangan fajar, red) hanya dilarang saja dalam perundangan.
Tapi, Asep menegaskan, pihaknya tetap akan melakukan upaya penegakan
hukum untuk urusan tersebut. Karena pihaknya bisa menarik pelanggaran itu ke
dalam ranah hukum dan menggunakan pasal-pasal dalam hukum pidana.
“Itu bisa dan memang ada pasal-pasal pidana yang bisa kami terapkan.
Karena itu, kepada para calon yang berkompetisi, silahkan berkompetisi dengang
sehat dan jangan melakukan pelanggaran, termasuk praktik politik uang,” tegas
dia.
Untuk itu, pihaknya pun mengimbau kepada seluruh pihak-pihak yang
berkepentingan di dalam pilkada ini untuk menggunakan jalur yang bisa ditempuh
dan tercantum dalam hukum serta perundangan yang berlaku. Sedangkan kepolisian
akan tetap bersikap netral.
“Dukung-mendukung, seilahkan saja. Tapi, saya ingatkan, jangan
sekali-kali berbuat anarkis, karena kami tentu tidak akan tinggal diam saja dan
tidak akan segan-segan untuk melakukan penegakan hukum,” tegas Kapolres.
Ia pun mewanti-wanti kepada pihak-pihak yang memiliki niat buruk untuk
tidak semakin memperkeruh suasana dan keamanan di Cianjur. Pasalnya, meskipun
personil Polres Cianjur terbatas, pihaknya masih bisa mendatangkan personil
tambahan dari unsur TNI atau polisi dari Polda Jabar maupun Mabes Polri di
Jakarta.
“Semua personil itu bisa langsung turun ke Cianjur dalam waktu singkat.
Jadi jangan berfikir kalau kami kekurangan personil,” wanti-wanti Kapolres.
Terpisah, Ketua DPRD Kabupaten Cianjur, Yadi
Mulyadi, berharap agar suasana Cianjur menjelang hingga usainya pilkada nanti
bisa tetap sejuk dan kondusif. Pasalnya, berdasarkan pengamatan pihaknya, saat
ini, sudah muncul indikasi dan potensi konflik. Hal ini, kata Yadi, merujuk
pada suasana yang mulai memanas antara kubu-kubu pasangan bakal calon yang ikut
dalam hajatan demokrasi lima tahunan itu.
Keinginan dan harapan ini, lanjut Yadi, sebagai
bagian dari komitmen Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspida) Cianjur. Sebab, pilkada
hanya merupakan salah satu bagian saja dari proses demokrasi. Sementara, yang
paling penting adalah tatanan kemasyarakatan secara utuh.
“Sebagai muspida, juga sebagai warga Kabupaten
Cianjur, saya menginginkan suasana tetap terjaga dan membawa kesejukan. Perlu
diingat, bahwa pilkada ini hanya bagian dari demokrasi. Sementara hal yang
paling penting adalah menjaga tatanan kemasyarakatan agar tetap utuh dan
menjaga agar kondisi tetap aman serta tidak ada konflik yang terjadi,” ujar
Yadi, kemarin.
Atas pengamatan kondisi kekinian itu, Yadi mengaku
cukup khawatir kubu-kubu yang bersaing nantinya tidak mengindahkan aturan dan
tatanan sosial demi meraih kemenangan. Sementara itu, hal yang lebih penting,
yakni hubungan antarmanusia pun menjadi diabaikan.
“Mudah-mudahan semua pihak mempunyai pemikiran yang
sama. Kita harus sama-sama menjaga kanyaah, kadeudeuh, jeung kamelang terhadap
Cianjur ini,” harap dia.
Mantan pengacara ini menginginkan munculnya tokoh
atau pihak yang bisa menciptakan suasana sejuk bagi Cianjur. Bagi dia, tokoh
atau pihak dimaksud itu haruslah yang memiliki netralitas serta cukup
berpengaruh kepada masyarakat.
“Tapi tetap tidak memiliki kepentingan politik pada
pihak-pihak tertentu sehingga bisa memberikan inspirasi kedamaian dan membuat suasana
sejuk,” pungkas Yadi.(ruh)
Populer
-
CIANJUR-Tak henti-hentinya satuan narkoba Polres Cianjur memberantas peredaran narkoba diwilayah hukumya. Senin(14/03) dua orang pengedar...
-
PACET- Diduga dopir mengantuk. Truk pengangkut pasir dengan nopol D 8048 EG terguling di Ruas Jalan Raya Ciherang, Kecamatan Pacet...
-
PAPUA - Pencarian badan pesawat Trigana Air di hari ketiga, Selasa (18/8) akhirnya membuahkan hasil. Tim Basarnas gabungan di Papua tela...
-
Mereka yang sering mengenakan pakaian bergaya maskulin namun tidak mau terkesan liar dan tetap berusaha mengenakan hijab, banyak yang mem...
-
TUMPULNYA lini depan menjadi salah satu permasalahan utama Liverpool musim ini. Bahkan hingga pekan ke-20 Liga Primer Inggris musim i...
-
CABUP IRM bersama warga gotong royong bangun jalan Gang Ciwalen Warungkondang . CIANJUR-Calon bupati Cianjur Irvan Rivano Muchtar, meng...
-
FOTO: Nandang Kurnaedi CIANJUR – Bingung mencari tempat yang menjual rak piring dengan gaya desain modern yang terlihat indah, cantik, ...
-
Fadli Basayev lakukan demonstrasi melukis, di Hypermart Cianjur. CIANJUR – Sanggar Lukis Fadli tak henti mengembangkan dan menggali b...
Tidak ada komentar: