Awas, Pilkada Chaos!

Butuh Kepedulian Berbagai Pihak

CIANJUR-Pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak yang akan dihelat pada 9 Desember 2015 mendatang dinilai bakal memiliki potensi konflik yang cukup luar biasa dan melebihi konflik yang terjadi pada pileg dan pilpres 2014 yang lalu. Bahkan, jika dibandingkan dengan even yang sama, yakni pilkada 2011, potensi konfliknya diprediksi lebih besar.
Hal itu diungkapkan Kapolres Cianjur, AKBP Asep Guntur Rahayu, ketika ditemui di ruang kerjanya, Selasa (18/8) kemarin. Oleh karena itu, pihaknya pun mengaku sudah mempersiapkan berbagai skenario dan kemungkinan hingga yang paling buruk sekalipun.
“iya, memang potensi konfliknya cukup besar. Lebih besar dari sebelum-sebelumnya, seperti pileg dan pilpres 2014 apalagi pilkada sebelumnya,” ungkap Asep, kemarin.
Kendati demikian, Asep menambahkan, potensi konflik yang sudah dianalisa pihaknya itu diharapkan tidak akan benar-benar terjadi. Sehingga, penyelenggaraan Pilkada Cianjur 2015 untuk memilih bupati dan wakil bupati periode 2016-2021 itu pun bisa berjalan dengan lancar, aman dan terkendali tanpa ada gangguan keamanan yang cukup berarti.
“Kalau diadakan survei dan ditanya semua masyarakat tentu tidak ada yang menginginkan kerusuhan. Maunya semua pasti yang aman-aman saja. Tapi kenyataannya, berdasarkan pengamatan kami, potensi itu memang selalu ada dan mungkin saja terjadi, karena momennya adalah pilkada,” jelas dia.
Dikatakan perwira Polri yang pernah menjadi salah satu penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu, potensi konflik itu muncul dikarenakan adanya ketokohan yang cukup kuat dari masing-masing pasangan calon yang maju dalam pertarungan untuk memperebutkan suara masyarakat tersebut.
Karena itu, kata Kapolres, ada kedekatan dan keterikatan secara emosional antara para pasangan calon dengan konstituen atau pendukungnya. Hal ini kemudian yang memunculkan fanatisme dari masing-masing pendukungnya. Sehingga, ketika ada sesuatu hal yang tidak diinginkan menimpa pasangan calon yang didukungnya, maka secara otomatis memantik reaksi dari para pendukung setianya masing-masing.
“Semua yang mencalonkan diri ini kan tokoh yang memiliki pengaruh cukup kuat di Cianjur. Tidak seperti ketika di pilpres, misalnya. Karena tidak ada kedekatan dan ikatan emosional secara pribadi dengan calon presiden yang didukung,” jelas dia.
Pria yang mendapat nama panggilan akrab Asep Batik semasa berdinas sebagai penyidik KPK itu menerangkan, sebenarnya, potensi konflik pilkada bakal sudah dimulai ketika menjelang penetapan pasangan calon pada 24 Agustus mendatang.
Pasalnya, pada saat itu, Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Cianjur akan menetapkan pasangan calon mana saja yang lolos dan bisa bertarung dalam pilkada Cianjur mendatang. Khusus untuk bakal pasangan calon dari jalur perseorangan, kata Asep, diharuskan memenuhi persyaratan minimal dukungan dengan jumlah yang sudah ditetapkan perundangan.
Jika seandainya, tekan dia, dari hasil keputusan KPUD Cianjur itu tidak sesuai dengan apa yang menjadi keinginan dari pendukung pasangan tersebut, maka dinilainya sudah menjadi potensi konflik tersendiri. Karena, pendukung pasangan tersebut selama ini sudah berjuang dan berusaha sekuat-kuatnya agar bisa lolos verifikasi KPUD Cianjur.
“Itu sudah potensi konfliknya ada. Lain dengan pasangan yang diusung oleh parpol, karena aturannya adalah jumlah kursi di legislatif,” kata dia.
Adapun untuk menghadapi pesta demokrasi itu, beber Kapolres, pihaknya sudah melakukan persiapan dan langkah-langkah antisipasi yang dilakukan mulai dari tingkat mabes, polda hingga polres. Selain itu, Polres Cianjur pun sudah diperintahkan secara khusus untuk membuat perkiraan intelijen yang secara khusus memuat data dan segala hal yang berkenaan dengan gelaran pilkada dengan segala kemungkinannya.
Selain itu, sebelu pelaksanaan pilkada itu sendiri, pihaknya pun sudah melakukan operasi khusus yakni Operasi Cipta Kondusif yang dititikberatkan pada tujuan untuk menciptakan kondusifitas dan keamanan di Cianjur.
“Kami sudah bentuk lima tim khusus. Tim 1 saya sendiri yang pimpin, tim 2 oleh Wakapolres, tim 3 oleh Kabag Ops, tim 4 oleh Kabag Ren dan tim 5 dipimpin oleh Kabag Sumda. Dari situ kami keliling dan terjun langsung ke masyarakat untuk mendapatkan dan menggali segala informasi yang meresahkan masyarakat, khususnya berkenaan pilkada,” beber dia.
Selain melakukan Operasi Cipta Kondusif, lanjut Asep, pihaknya juga sudah membuat rencana Operasi Mantap Praja yang mencantumkan seluruh rencana kegiatan pengamanan secara detil dan terperinci mulai dari tahapan pilkada sampai pelantikan bupati dan wakil bupati terpilih di 2016.
“Hari ini juga kami sudah menggelar latihan pra operasi. Materinya adalah pengetahuan dan perundangan serta piranti-piranti lunak lain yang berkaitan dengan pilkada. Juga ada mekanisme pengendalian massa, jika memang nantinya terjadi chaos,” urai dia lagi.
Asep menjabarkan, jika menilik pada pengalaman penyelenggaraan pemilu sebelumnya seperti pileg, pilpres dan pilkada 2011, maka KPUD Cianjur dinilainya memiliki tingkat kerawanan yang cukup tinggi dibandingkan dengan yang lainnya.
Hal itu, kata Kapolres, disebabkan bahwa KPU menjadi sentrak kegiatan dari pemilu dan rawan terjadi konflik. Tapi, ia menambahkan, potensi konflik yang lain juga bisa timbul selama distribusi logistik pemilu, semisal surat suara dan penghitungan suara beserta kotak suaranya yang harus sampai di tujuan dengan aman dan tanpa dimanupulasi.
“Itu juga sangat potensial karena surat suara itu menjadi bukti otentik manakala dianggap terjadi penyelewengan dan pelanggaran,” ucap dia.
Namun, imbuh Asep, hal lain yang menjadi pertimbangannya adalah 'serangan fajar' yang tidak lagi dimasukkan sebagai tindakan melanggar hukum. Hal itu (serangan fajar, red) hanya dilarang saja dalam perundangan.
Tapi, Asep menegaskan, pihaknya tetap akan melakukan upaya penegakan hukum untuk urusan tersebut. Karena pihaknya bisa menarik pelanggaran itu ke dalam ranah hukum dan menggunakan pasal-pasal dalam hukum pidana.
“Itu bisa dan memang ada pasal-pasal pidana yang bisa kami terapkan. Karena itu, kepada para calon yang berkompetisi, silahkan berkompetisi dengang sehat dan jangan melakukan pelanggaran, termasuk praktik politik uang,” tegas dia.
Untuk itu, pihaknya pun mengimbau kepada seluruh pihak-pihak yang berkepentingan di dalam pilkada ini untuk menggunakan jalur yang bisa ditempuh dan tercantum dalam hukum serta perundangan yang berlaku. Sedangkan kepolisian akan tetap bersikap netral.
“Dukung-mendukung, seilahkan saja. Tapi, saya ingatkan, jangan sekali-kali berbuat anarkis, karena kami tentu tidak akan tinggal diam saja dan tidak akan segan-segan untuk melakukan penegakan hukum,” tegas Kapolres.
Ia pun mewanti-wanti kepada pihak-pihak yang memiliki niat buruk untuk tidak semakin memperkeruh suasana dan keamanan di Cianjur. Pasalnya, meskipun personil Polres Cianjur terbatas, pihaknya masih bisa mendatangkan personil tambahan dari unsur TNI atau polisi dari Polda Jabar maupun Mabes Polri di Jakarta.
“Semua personil itu bisa langsung turun ke Cianjur dalam waktu singkat. Jadi jangan berfikir kalau kami kekurangan personil,” wanti-wanti Kapolres.
Terpisah, Ketua DPRD Kabupaten Cianjur, Yadi Mulyadi, berharap agar suasana Cianjur menjelang hingga usainya pilkada nanti bisa tetap sejuk dan kondusif. Pasalnya, berdasarkan pengamatan pihaknya, saat ini, sudah muncul indikasi dan potensi konflik. Hal ini, kata Yadi, merujuk pada suasana yang mulai memanas antara kubu-kubu pasangan bakal calon yang ikut dalam hajatan demokrasi lima tahunan itu.
Keinginan dan harapan ini, lanjut Yadi, sebagai bagian dari komitmen Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspida) Cianjur. Sebab, pilkada hanya merupakan salah satu bagian saja dari proses demokrasi. Sementara, yang paling penting adalah tatanan kemasyarakatan secara utuh.
“Sebagai muspida, juga sebagai warga Kabupaten Cianjur, saya menginginkan suasana tetap terjaga dan membawa kesejukan. Perlu diingat, bahwa pilkada ini hanya bagian dari demokrasi. Sementara hal yang paling penting adalah menjaga tatanan kemasyarakatan agar tetap utuh dan menjaga agar kondisi tetap aman serta tidak ada konflik yang terjadi,” ujar Yadi, kemarin.
Atas pengamatan kondisi kekinian itu, Yadi mengaku cukup khawatir kubu-kubu yang bersaing nantinya tidak mengindahkan aturan dan tatanan sosial demi meraih kemenangan. Sementara itu, hal yang lebih penting, yakni hubungan antarmanusia pun menjadi diabaikan.
“Mudah-mudahan semua pihak mempunyai pemikiran yang sama. Kita harus sama-sama menjaga kanyaah, kadeudeuh, jeung kamelang terhadap Cianjur ini,” harap dia.
Mantan pengacara ini menginginkan munculnya tokoh atau pihak yang bisa menciptakan suasana sejuk bagi Cianjur. Bagi dia, tokoh atau pihak dimaksud itu haruslah yang memiliki netralitas serta cukup berpengaruh kepada masyarakat.

“Tapi tetap tidak memiliki kepentingan politik pada pihak-pihak tertentu sehingga bisa memberikan inspirasi kedamaian dan membuat suasana sejuk,” pungkas Yadi.(ruh)


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top