Radar Cianjur »
PILKADA
»
Herman Canangkan Gerakan 10 Ribu Biopori
Herman Canangkan Gerakan 10 Ribu Biopori
Posted by Radar Cianjur on Jumat, 04 September 2015 |
PILKADA
"Mulai saat ini, gerakan 10.000 lubang biopori dicanangkan. Halaman rumah tangga harus ada lubang biopori," kata Herman Suherman ketika kampanye ke dua di Kecamatan Cibeber melalui tatap muka dengan tokoh agama, pemuda, ibu-ibu pengajian Selasa (1/9/2015).
Menurut Kang Herman, lubang biopori bermanfaat meningkatkan daya serap air tanah. Mengubah sampah organik menjadi pupuk kompos. Mencegah resiko banjir dan menyuburkan tanaman. Selain itu, lubang biopori bisa meningkatkan kualitas air tanah dan masih banyak lainnya.
Lubang biopori, kata Kang Herman, selain dibuat di daerah DAS (Daerah Aliran Sungai). Juga bisa dibuat di halaman rumah, perkantoran dan lapangan parkir serta di area terbuka lainnya,"katanya. "Think global act local yuk kita mulai dari hal yang kecil," kata Herman yang juga mantan Kepala Badan Lingkungan Hidup Pemkab Cianjur.
Ia mengatakan, lubang biopori adalah lubang dengan diameter 10-30 cm dan kedalaman 80-100 cm dibuat tegak lurus ke dalam tanah. Alat untuk membuatnya cukup kape, cetok, pisau, linggis dan bor biopori.
Cara membuatnya, kata dia, pertama pilih lokasi yang tepat untuk membuat LRB di daerah dengan air hujan yang mengalir. Jangan pada tanah miring yang berpotensi longsor. Lalu siram tanah yang akan dilubangi dan letakan mata bor tegak lurus dengan tanah.
"Tinggal menekan dan memutarnya ke arah kanan. Setiap 15 cm atau sedalam mata bor bersihkan mata bor dari tanah hingga mencapai kedalaman 100 centimeter," katanya.
Ia mengatakan langkah berikutnya, isi lubang dengan sampah organik jangan disi dengan sampah anorganik. Kalau sudah siap LRB bisa meningkatkan daya resap air.
Caranya ketika sudah dipasang LRB dengan sampah organik. Secara berlahan fauna membuat terowongan kecil dalam tanah. Secara perlahan luas bidang akan bertambah banyak.
Ia mengatakan, jika LRB diameter 10 cm dan kedalaman 100 cm. Maka luas bidang resapan akan menjadi 6218 cm2 setara dengan volum air 1 ember atau 321.000 cm3. "Jadi bisa dibayangkan banyak air tanah yang tersedia di lahan kita jika bisa membuat LRB di halaman rumah," katanya.
Ia mengatakan kapan dan bagaimana cara memanen pupuk kompos dari LRB. Setiap lubang ditambah 5 hari sekali sampah kompos dimasukan ke LRB. Ini wajib dilakukan untuk memberi makanan pada fauna tanah. "Dalam waktu 3 bulan, pada umumnya sampah organik sudah terbentuk kompos dan bisa dipanen. Tetapi jangan lupa setelah memanen LRB kembali dimasukan sampah organik,"katanya. Kalau LRB terus diterapkan di halaman rumah dan arena terbuka lainnya pasti bencana alam bisa dihindari.(den)
-------------
Populer
-
JAKARTA-Pendiri sekaligus Ketua Umum Museum Rekor Indonesia (Muri) Jaya Suprana memberikan penghargaan kepada MPR karena dinilai be...
-
ATLETICO Madrid melangkah ke semifinal Liga Champions usai menyingkirkan sang juara bertahan, FC Barcelona. Pada laga di Vicente Cal...
-
24 Tewas Lainnya Tewas PIHAK militer Filipina terus menekan Kelompok Abu Sayyaf yang berada di Pulau Basilan. Menuruty lansiran s...
-
BANDUNG-Manajer Persib, Umuh Muchtar menyampaikan simpati kepada bocah yang menjadi korban tabrak lari, Ridho Maulidin Sukarna (5) ...
-
JAKARTA-Anak Presiden pertama Indonesia Soekarno, Rachmawati Soekarnoputri menyatakan, kasus dugaan penghinaan terhadap lambang ne...
-
USAI sudah teka-teki semifinal liga paling bergengsi di benua biru, setelah empat tim terbaik memastikan diri dengan menyingkirkan lawan...
-
CHRISTIAN Benteke mengaku sangat bahagia berada di Liverpool. Untuk itu dia tidak berniat hengkang dari tim yang bermarkas di Anfield...
-
CIANJUR- Ketua Komisi IV DPRD Cianjur Dadang Sutarmo didampingi Ence Deni Nuryadi menyambangi sekolah Juhdi (13), SDN Sindanglaya, Desa Si...
Tidak ada komentar: