Aktivitas Baru Mantan Penggarap Lahan TNGGP Tinggalkan Profesi Penggarap, Konsen jadi Pemandu Wisata



Satu per satu petani penggarap di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) mulai meninggalkan lokasi. Seiring kebijakan TNGGP untuk melestarikan dan menyelamatkan kawasan TNGGP dari kerusakan.

LAPORAN : Farhaan Muhammad Ridwan

Berawal dari keinginan warga untuk bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari. Satu per satu warga datang ke lereng Gunung Gede Pangrango sekitar tahun 1970-an. Hingga akhirnya ratusan warga menggarap lahan hingga puluhan hektar di kawasan TNGGP yang dulunya bekas Perhutani.

Seiring program penghijauan. Sejak tahun 2000-an kawasan tersebut kembali dikelola TNGGP untuk pemulihan setelah mengalami perusakan akibat aksi penebangan liar oleh oknum warga.

Saefulloh (45) salah seorang petani penggarap mengatakan, puluhan keluarga petani di Kampung Gunung Putri terpaksa harus terlibat dalam penanaman kembali hutan, dan mengubah mata pencahariannya menjadi pemandu wisata dan ternak domba.

“Dulu saya menggarap beberapa meter tanah TNGGP untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tapi kini saya harus banting stir menjadi pemandu wisata,” ujarnya.

Ayah dua anak ini mengaku tidak meraup untung banyak dengan menjadi pemandu wisata. Namun disisi lain sebagai warga, ia sadar akibat ulahnya lahan di kawasan TNGGP menjadi gundul dan rusak.

“Memang keuntungan yang kami peroleh selama ini tidak terlalu banyak dengan menjadi pemandu wisata, tidak seperti saat berkebun sayur mayur. Akan tetapi kami sadar lingkungan ini harus dijaga, dan lahan yang kami garap selama ini berada di dataran tinggi yang seharusnya sudah ditanami pohon keras,” jelas Saefulloh.

Diakuinya, bersama ratusan warga lainnya, pihaknya telah mengganti pekerjaan dengan menjadi seorang peternak dan pemandu wisata, setelah sekian puluh tahun menggarap lahan di kawasan TNGGP.

“Kami harapkan perhatian yang diberikan pemerintah bisa terus kontinue, karena belum semua warga bisa menjadi pemandu wisata. Maklum disini kan jauh dari kota, jadi kami belum bisa banyak berbicara dan mengarahkan mereka, apalagi kepada para turis asing,” ungkapnya.(*)


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top