CIANJUR- Bukan anak-anak bila tidak senang hujan-hujanan.
Namun, sebagai orangtua, tentu tidak ingin anak-anak tercintanya terserang
ragam penyakit. Untuk itu, perlu pengawasan yang baik ketika anak sedang asyik
hujan-hujanan.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, Holis Abdul
Gani mengatakan, resiko penyakit yang paling sering terjadi yaitu flu dan
batuk. Dua penyakit ini diakibatkan penurunan daya tahan tubuh setelah
kedinginan akibat hujan-hujanan.
Terserang sakit setelah bermain di bawah hujan, lanjut Sekdis,
tak hanya gertak sambal para orangtua ketika melarang anaknya hujan-hujanan.
Akan tetapi,larangan itu telah berangkat dari banyak bukti serta berbagai kasus
di lapangan dan pengalaman orangtua.
“Sakit yang umumnya diderita adalah pusing, meriang dan
flu. Ini di antaranya disebabkan oleh kontak dengan air hujan yang suhu
dinginnya tidak sesuai dengan suhu tubuh manusia sehat,” ujarnya kepada Radar
Cianjur.
Sehingga, lanjutnya, berpotensi melemahkan sistem imun dan
menyempitkan pembuluh darah. Penyempitan pembuluh darah ini akan terjadi pada
bagian hidung dan tenggorokan. Dua organ itu biasanya bermasalah setelah
melakukan ritual hujan-hujanan.
“Nanti disusul dengan gangguan seperti batuk dan hidung
tersumbat. Suhu dingin air hujan umumnya menyerang kepala, sebagai organ
teratas yang mengalami kontak pertama dengan air hujan,” papar Sekdis.
Ia menambahkan, kepala akan mengalami perubahan suhu tubuh
yang drastis. Kemudian mendadak menyebabkan kepala menderita berbagai gangguan,
seperti kepala sering pusing dan pening.
Ia mengimbau, orangtua untuk meningkatkan pengawasan
aktivitas anak saat hujan-hujanan. Yang terparah, hujan-hujanan setelah pulang
dari sekolah memiliki potensi yang lebih besar terserang penyakit.
Dampaknya, anak tidak akan mampu menjalani tanggungjawabnya
sebagai siswa atau siswi di sekolah. “Kondisi anak saat pulang sekolah akan
merasa lelah. Lebih baik ambil waktu dan arahkan anak ke waktu istirahat yang
cukup,” saran Holis. (yaz)
Tidak ada komentar: