Gawat, Banyak Warga Ngaku Miskin





CIANJUR- Program subsidi beras bagi masyarakat berpenghasilan rendah (raskin) memiliki tujuan dengan target membantu masyarakat guna memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Artinya, pengeluaran anggaran biaya pun menjadi lebih kecil sehingga mampu mendongkrak mutu masyarakat.

Sayangnya, program raskin ini justru terkesan tak sesuai dengan harapan. Sebagai contoh di Keluarahan Sawahgede. Masih banyak warga yang sengaja mengaku miskin untuk mendapatkan raskin. Padahal, apabila ditelusuri ternyata tingkat ekonomi masyarakat yang mengaku miskin tidak masuk kategori rumah tangga penerima manfaat (RTPM).

Kasi Kesra Kelurahan Sawahgede, Denden Denaningsih melalui Staf Kesra, Ayi Burhanudin memaparkan, jumlah RTPM di Sawahgede mencapai 707 kepala keluarga (KK). Setiap RTPM akan mendapatkan jatah raskin sebanyak 15 kilogram (kg).

Namun, saat pendistribusian di lapangan, pihak kelurahan pun kerap menemui kendala. “Banyak RT-RT yang mengaku bahwa warganya ingin dapat raskin. Padahal ya, yang ngaku-ngaku itu bukan orang miskin,” ujarnya kepada Radar Cianjur.

Ayi menegaskan, kelurahan tak bisa menambah atau melakukan 'permainan' yang membuat jatah raskin tidak merata saat dibagikan. “Jatah dari sananya (Bulog) ya sudah segini, enggak bisa ditambah-tambah atau dikurangi. Dan ini harus didistribusikan,” ungkapnya.

Lalau apa yang membuat banyak warga mengaku miskin dan ingin mendapatkan raskin? Ayi menjawab, kualitas raskin saat ini dinilai baik. Bahkan, apabila dibandingkan dengan beras yang ada di pasar, beras raskin memiliki kualitas jual yang setara dengan beras seharga Rp8 ribu hingga Rp 9 ribu per (/) liter.

Padahal, kelurahan pun hanya menjual raskin dengan nominal Rp1600/liter. “Karena murah ini dan kualitasnya bagus makanya banyak yang pengen kebagian jatah,” ungkapnya di sela-sela pendistribusian raskin, kemarin. (yaz)



Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top