Ungkap Sindikat Narkotika Internasional



CIANJUR-Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Cianjur, membantu pengungkapan sindikat narkotika kelas kakap 'internasional'. Hasilnya selain menangkap pelaku juga mengamankan sejumlah barang bukti (BB) hasil operasi bersama tahun 2016.

Kegiatan itu hasil 'joint operation' antara Polri, BNN, Ditjen Bea Cukai, Ditjen Hubla Kemenhub dan Kemenkumham di Dermaga Linggarjati, Pelabuhan Cirebon, Kota Cirebon, Jawa Barat.

Kepala BNNK Cianjur, Hendrik mengungkapkan, pengungkapan hasil kerjasama selama ini berhasil mengumpulkan barang bukti ganja seberat 2.170,1 kilogram. Pemusnahan barang haram tersebut disatukan dengan hasil pengungkapan kasus-kasus kriminal lainya seperti, penghancuran Kapal Kargo Bahari I, milik PT Inti Galangan Samudera yang berisi 45 kilogram shabu dan 189 ribu butir pil extacy.

"Hasil tangkapan Bareskrim Mabes Polri, antisipasi sudah mulai masuk sindikat internasional Iran. Jenis shabu cair yang dikemas dalam kaleng lem merk PAL brutto 54 kilogram, warna hijau kotak kayu ada enam, masing-masing satu kotak berisi 12 kaleng dengan total 72 kaleng isi shabu cair," terangnya.

Hendrik menyebutkan, acara pemusnahan itu dihadiri, Menteri Keuangan, Kapolri, Kabareskrim Komjen Anang Iskandar, Deputi Berantas Irjen Arman, Dirtahti Brigjen Ishak Robinson, Dir P2M Brigjen Anjan Pramuka, Kepala BNNP Jabar Brigjen Iskandar Ibrahim, serta para Kepala BNNK se Jawa Barat.

Sedangkan untuk pemusnahan barang bukti dari BNNK Cianjur berupa, narkotika jenis sabu kristal seberat 45 kilogram, ekstasi 189 ribu butir dan ganja seberat 2.170,1 kilogram juga dimusnahkan. "Itu merupakan kasus hasil pengungkapan BNNK Cianjur dan BNNP Jawa Barat, dengan tersangka RI alias IF, tepatnya pada tanggal 19 Februari 2016 lalu," terang Hendrik.

Menurutnya, giat tersebut sejalan dengan visi BNN yang mengangkat jargon Operasi Bersinar 2016, Sinergi Bebaskan Indonesia dari Darurat Narkoba. Hal tersebut didasarkan dalam rangka menanggapi situasi darurat Narkoba di Indonesia.

BNNK Cianjur terkait operasi yang dilakukan bersamaan di seluruh pelosok nusantara tersebut diantaranya, operasi gabungan akan digelar selama satu bulan, dimulai 21 Maret 2016, dengan mengedepankan kegiatan penegakan hukum yang juga didukung oleh kegiatan kampanye dan rehabilitasi. Pelaksanaan operasi itu sendiri digelar sebagai bentuk tindak lanjut dari amanah Presiden untuk memberantas narkoba yang sudah memasuki fase darurat.

“Target utama dalam operasi gabungan adalah sindikat jaringan narkoba, bandar, kurir, pemodal peracikan narkoba, pengguna, serta penyalahguna," tambah Hendrik.

Informasi yang dihimpun, sedikitnya 19 wilayah di Indonesia akan menjadi fokus operasi, dimana salah satunya adalah DKI Jakarta yang menduduki peringkat pertama dalam prevalensi penyalahgunaan narkoba berdasarkan data hasil penelitian BNN bersama pusat penelitian dan kesehatan Universitas Indonesia (Puslitkes UI) tahun 2015.

“Sekitar 326 orang yang terdiri dari Mabes Polri, BNN, TNI, dan instansi-instansi terkait lainnya diterjunkan dalam operasi bersinar 2016,” imbuhnya.

Beberapa titik operasi diantaranya bandara, pelabuhan, terminal, stasiun, lapas, tempat-tempat hiburan malam, hotel, apartemen, lokasi objek wisata, kantor, kampus, sekolah, apotek, daerah pemukiman, serta kos-kosan.

Operasi ini diharapkan dapat mencegah berkembang dan meluasnya peredaran gelap Narkoba, terbangunnya kesadaran serta kewaspadaan masyarakat akan segala bentuk penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba di Indonesia.(mat/lan)
 


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top