Dorong Guru Buat Karya Ilmiah


CIANJUR-Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan akan mencopot jabatan kepala sekolah jika tidak membuat karya ilmiah. Hal itu disambut kepala SMAN 2 Cianjur Agam Supriyatna.
Menurutnya, Dibalik semua kebijakan dari pemerintah pusat tersebut ada nilai yang positif.
"Kita berpikir positif saja dengan rencana kebijakan dari pemerintah pusat. Mereka membuat kebijakan tersebut mungkin ada tujuan lain yang baik untuk ke depannya khususnya dibidang pendidikan," katanya Kepada Radar Cianjur.
Pria asal D.I Yogyakarta ini menuturkan, membuat suatu karya ilmiah memang salah satu syarat dan kewajiban bagi orang yang terjun dalam dunia pendidikan termasuk kepala sekolah dalam kenaikan pangkat.
Syarat tersebut, kata dia, memang tidak semua orang dapat melaksanakan dengan baik. Pasalnya, dinilai terlalu cukup berat.
Menurutnya, dalam pembuatan karya ilmiah ada ketentuan syarat dalam penulisan, seperti judul atau tema, spasi dan lainnya.
"Kalau bagi guru maupun kepala sekolah yang tidak terbiasa membuat karya ilmiah mungkin akan dirasakan sangat berat. Tapi bagi yang sudah terbiasa akan terasa biasa saja," jelasnya.
Agam mengatakan, dalam beberapa kasus pembuatan karya tulis ilmiah ini kebanyakan guru maupun kepala sekolah sangatlah ribet. Sehingga tak sedikit diantara mereka malas untuk membuat karya ilmiah.
"Biasanya kejadian seperti ini dialami oleh orang yang sudah berusia lanjut atau pun karena terlalu banyaknya aktivitas di sekolah. Sehingga membuatnya malas dalam membuat karya ilmiah. Padahal karya ilmiah bagi seorang yang terjun dalam dunia pendidikan dinilai sangat penting dalam kenaikan pangkat," jelasnya.(riz)


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top