Radar Cianjur »
Cipanas
»
Sepi Wisatawan, Joki Kuda jadi Buruh Tani
Sepi Wisatawan, Joki Kuda jadi Buruh Tani
Posted by Radar Cianjur on Kamis, 16 Maret 2017 |
Cipanas
PACET – Seiring sepinya kunjungan wisatawan ke wilayah Cipanas, pengusaha tunggangan kuda wisata pun mulai gulung tikar. Mengisi kekosongan wisatawan mereka menjadi buruh tani.
Jumadi (34) salah seorang Joki kuda warga Kampung Padarincang?, Desa Palasari, Kecamatan Pacet menuturkan, kuda yang dibawa merupakan sewaan dari si empunya yang dijajakan kepada pengunjung lokasi wisata.
"Biasanya bersama rekan joki lainnya membentuk area bagi kelompok yang masing-masing berjumlah 10 orang. Kami biasanya melayani pelanggan untuk berkeliling di lokasi wisata. Namun belakangan ini wisatawan ke Cipanas sepi," paparnya.
Dirinya menduga sepinya wisatawan ini diduga akibat kondisi cuaca yang memang belakangan ini buruk. Jadi mereka (wisatawan,red) enggan berwisata.
"Ditambah dengan macetnya jalur Puncak Bogor jadi wisatawan banyak yang malah berlibur ke Bogor," paparnya
Sebenarnya untuk harga sendiri setiap pelanggan yang ingin menggunakan jasa tungangan biasanya melakukan transaksi Rp 20-25 ribu per putaran. Harga itu terbilang murah dan terjangkau.
"Ya untuk mengisi kekosongan ini kami biasanya menjadi buruh tani saja, lumayan untuk memenuhi kebutuhan keluarga," ujarnya.
Dia sudah sepuluh tahun menjadi Joki kuda wisata, profesi utama pun tetap dipertahankan. Namun mengisi kekosongan dirinya menjadi buruh tani.
"Kalau long weekend biasanya wisatawan meningkat drastis biasanya akan tetapi saat ini malah mereka sepi," tambahnya.
Risman (35), Joki lainnya mengatakan, lokasi wisata yang digunakan sebagai mencari pelanggan tersebar dibeberapa titik. Area Puncak hingga di Cipanas, ?konon di lokasi peristirahatan rumah makan, wahana wisata dan pusat perbelanjaan ramai jadi tempat mangkal para joki.
"Akan tetapi belakangan ini rumah makan pun nampak sepi, jadi kami harus cari pekerjaan lain seperti menjadi buruh tani atau kuli bangunan," jelasnya.
Upah yang didapat cukup untuk menambah kebutuhan sehari - hari. Meskipun ini dinilai jauh dari pendapatnya saat ramai banyaknya wisatawan.
"Kalau dulu jadi joki kuda saat ramai, bisa dapat Rp 150 ribu satu hari, tetapi sekarang jadi buruh tani hanya Rp 50 ribu per hari. Makanya saya berharap lebih ramai saja wisatawan Cipanas seperti dulu, karena wisatawan itu ikut mensejahtrakan masyarakat," tukasnya. (fhn)
Populer
-
*) Nanang Rustandi BEGITU berseliweran berbagai informasi dan berita di era Jaman Now. Semua harus disortir mana yang benar-benar infor...
-
TAMPIL: Salah satu siswa menunjukan kebolehan dalam lomba pementasan tunggal teatrikal. PEMBUKAAN Sport, Religion dan Art (Spect...
-
Anggota Komisi VI DPR RI Dr H. Djoni Rolindrawan, bersama para peserta sosialisasi empat pilar MPR RI, 4 Oktober 2018. CIANJUR - Pend...
-
CIANJUR- Rencana Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Barat (Jabar) untuk merubah nama-nama SMK di Kabupaten Cianjur menuai perhatian dari ...
-
GEKBRONG – Pada hari Selasa (15/03) kemarin, bertempat di Kantor Desa Bangbayang, Kecamatan Gekbrong, dilaksanakan Lomba Desa dan Pelaksa...
-
Ikuti Turnamen Mayasari Cup CIANJUR-Tim Futsal SMAN 2 Cianjur akan mengikuti turnamen futsal yang akan diselenggarakan Mayasari Cup Band...
-
JAKARTA-Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo mengatakan, seluruh menteri merupakan pembantu presiden. Karena itu ia memint...
-
Para generasi muda antusias kuti sosialisasi empat pilar MPR RI, yang dilakukan Anggota MPR Dr. H. Djoni Rolindrawan CIANJUR -Anggota ...
Tidak ada komentar: