Luar Biasa, Warga Nahdliyin Bangun Masjid di Pusat Prostitusi Jepang

Syekh Idris asal Ternate (tengah), Ketua PCNU Cianjur KH M Choirul Anam, Mr Suzuki, Zakki San, dan beberapa umat Islam di Jepang.
TOKYO-Siapa yang tidak tahu kawasan Kabukicho-Shinjuku Tokyo?. Bagi yang sudah terbiasa ke Jepang mungkin tidak asing lagi dengan daerah tersebut.

Ya, Kabukicho-Shinjuku Tokyo merupakan daerah paling hitam di Jepang. Dimana kawasan itu merupakan pusat kemaksiatan. Di sekelilingnya adalah tempat minum khamer dan tempat pijat plus alias prostitusi terbesar di Jepang.

Tapi siapa sangka di tengah-tengah lokasi tersebut berdiri sebuah masjid  yang diberi nama Masjid Al-Ikhlas. Masjid kecil dengan tiga lantai itu didirikan warga nahdliyin yang ada di Jepang, beberapa bulan lalu.

Keberadaan masjid sangat besar manfaatnya, terutama bagi umat muslim yang berada di Jepang. Mereka bisa melaksanakan shalat dan mendapatkan pencerahan ilmu agama, serta menentramkan jiwa. Lantaran setiap malam Minggu, rutin diadakan pembacaan surat Yasin.

Pengelola masjid yang patut dijadikan contoh umat Islam lainnya itu yakni Syekh Idris asal Ternate Indonesia. Meski usianya sudah 79 tahun, namun perjuangannya untuk berdakwah sangat luar biasa.

Syekh Idris sendiri sudah 40 tahun tinggal di Jepang. Dalam berdakwah dirinya tidak hanya membetikan taushiyah langsung di masjid, melainkan juga dengan membuat koran Al-Ummah yang terdiri dari lima bahasa. Antar lain: bahasa Jepang, Inggris, Cina, Arab dan bahasa Indonesia.

Dalam kesempatan itu, Ketua PCNU Kabupaten Cianjur KH M Choirul Anam mendapat kehormatan menjadi iman dan khotib shalat Jumat di Masjid Al-Ikhlas Jepang.

"Masjid ini didirikan oleh warga nahdliyin yang ada di Jepang. Hari Minggu (15/10) saya akan datang ke Provinsi Fukushima untuk memotivasi warga nahdliyin di sana (Fukushima) membangun masjid," ujarnya lewat telepon.(jun)


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top