Jutaan Ikan Mati Akibat Kemarau

MANDE – Cuaca yang tidak bersahabat di musim  kemarau yang terus berkepanjangan tahun ini, memberikan dampak yang buruk terhadap usaha perikanan di Danau Jangari, terutama di Kampung Coklat, Desa Cikidangbayabang, Kecamatan Mande, yang merupakan daerah aliran sungai Cisokan; dengan banyaknya ikan yang mati.
Kondisi ini disampaikan oleh H Abud (52), dan Wawan (41), warga Desa Cikidangbayabang, hari Rabu (02/09) kemarin, yang mengatakan bahwa kematian ikan-ikan ini akibat dari kondisiair yang keruh dan berbau lumpur. Warna air menjadi hijau kotor dan membuat ikan-ikan mabuk, lalu mati.
"Ikan nila banyak yang mati, apalagi ikan mas, khususnyadi jalur sungai Cisokan, dan sudah berlangsung hampir 2 bulan sampai saat ini." Cetus Abud disela rehatnya.
 Kondisi ini jelas membuat para pengusaha merugi, dan sebagian bahkan terpaksa menghentikan usaha mereka, yang secara otomatis juga menghentikan kegiatan para karyawannya. Para bandar penampung ikan menyampaikan bahwa sekarang ini ada sekitar 15 orang pekerja serabutan per 1 perahu pengangkut ikan, dan 4 orang pekerja. Dengan berkurangnya kegiatan panen ikan, merekamengeluhkan banyaknya penggangur, yang sebelumnya merupakan pekerja pengangkat ikan.
"Ada ratusan perahu nelayan jaring apung disini, dan perahu penumpang yang pendapatannya berkurang.” Ujar Wawan.
Kondisi ini menekan angka pengangkatan atau panen ikan nila dan mas, yang biasanya bisa mencapai angka 2 ton per pengangkatan, kini hanya mampu mengangkat 5 sampai 7 kintal saja, itupun kalau masih beruntung.

"Harga ikan nila sekarang jadi Rp13 ribu, dan ikan mas Rp20 ribu dari petani. Tentunya penghasilan saat ini minim, orderan sepi, dan pengangkatan turun sampai 60 persen." Terang Obing (45), seorang bandar penampung ikan. (mat)


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top