Mayat dalam Karung WNA?

CIANJUR-Mayat yang ditemukan terbungkus dalam karung di Sungai Cisokan, Senin (31/8) lalu, dimungkinkan merupakan warga negara asing (WNA). Hal itu jika didasarkan pada ciri-ciri fisik jenasah yang berkulit putih, rambut hitam pendek lurus, serta mata sipit sebagaimana ciri khusus suku asian mongoloid.
Hal itu terungkap dalam hasil autopsi sementara terhadap jenasah korban yang dilakukan di Instalasi Pemulasaran Jenasah (IPJ) RSUD Cianjur. Namun sayangnya, kemungkinan itu masih belum bisa dipastikan karena tidak ditemukan satupun identitas yang melekat pada jenasah korban.
Ditemui di lokasi, Kanitreskrim Polsek Ciranjang, AKP Cahyadi, menyatakan, berdasarkan hasil autopsi, ciri-ciri fisik korban di antaranya berkelamin laki-laki, berkulit putih, rambut lurus pendek, berkumis tipis, bermata sipit dan alat kelaminnya belum disunat.
"Kalau melihat ciri-ciri itu, iya bisa saja WNA, selama belum ditemukan identitasnya. Tapi untuk memastikan itu harus terungkap dulu identitasnya," jelas dia.
Cahyadi menambahkan, selain ciri-ciri fisik khas asian mongoloid, jenasah diperkirakan berusia 35-45 tahun, tinggi badan 154 sentimeter serta satu gigi geraham kanan bawah yang tanggal. Selain itu, pada jenasah korban, sama sekali tidak ditemukan ciri-ciri lain yang bisa dijadikan referensi untuk mengungkap identitas korban.
"Ciri paling spesifik hanya satu gigi geraham kanan bawah yang tanggal," kata dia.
Sedangkan pakaian terakhir yang melekat pada jenasah di antaranya, kaos jersy kesebelasan tim sepakbola Jerman merk Adidas tanpa nomor pada bagian punggungnya dan celana jeans panjang biru gelap. Lebih lanjut, korban juga mengenakan celana kolor pendek warna biru yang kemudian dirangkap dengan celana pendek kotak-kotak selutut.
"Iya, korban ini memakai celana rangkap. Celana dalam, celana kolor pendek biru, celana pendek kotak-kotak baru celana panjang jeans biru gelap," beber dia.
Untuk mengungkap kasus ini, Cahyadi menambahkan, pihaknya sudah menyebarkan ciri-ciri korban ke seluruh jajaran Polres Cianjur dan daerah di luar Kabupaten Cianjur. Hal itu dilakukan karena bisa saja jenasah tersebut berasal dari daerah lain. Cuma saja, korban kemudian dibuang di Sungai Cisokan.
Harapannya, dengan menyebar ciri-ciri jenasah itu, ada keluarga, kerabat atau teman yang mengenali jenasah tersebut sehingga bisa ditelusuri lebih jauh lagi. Semakin cepat pengungkapan identitas jenasah, maka semakin cepat juga pihaknya mulai melakukan penyidikan.
"Jika memang ada keluarga, kerabat atau teman yang mengenali, silahkan langsung laporkan ke kami. Selain itu, jika ada warga yang kehilangan salah satu kelaurganya dalam seminggu ini, pun bisa langsung ke kami," ucap dia.
Sementara, dokter forensik RSUD Cianjur, dr Fahmi Arif Hakim, membeberkan, pada jenasah korban memang terdapat sejumlah luka-luka. Namun, pihaknya tidak dapat menyampaikannya ke publik.
"Ada banyak tapi itu untuk pihak kepolisian saja. Tapi salah satunya memang ada luka pada bagian pindak kiri belakang. Tapi kan belum bisa dipastikan apakah itu luka yang didapat sebelum atau sebelum korban meninggal," papar dia.
Luka-luka tersebut, kata Fahmi, bisa saja didapatkan selama jenasah berada di Sungai Cisokan sebelum ditemukan. Karena itu, pihaknya tidak akan berspekulasi apapun berkenaan jenasah korban sebelum memastikannya.
"Sementara, kesimpulan pemeriksaan fisik luar, memang banyak lukanya. Kalau perkiraan kematian sekitar lima hari sebelum ditemukan," jelas dia.
Sebelumnya, Ketua RW 08 Kampung Pasirasem, Desa Ciranjang, Kecamatan Ciranjang, Wawan Anwar, mendapatkan laporan dari dua orang warga yang sedang memancing di Sungai Cisokan, Senin (31/8) sore lalu yang menemukan jenasah dengan dibungkus menggunakan karung bekas pakan ternak. Selain itu, jenasah pun diketahui dalam kondisi tangan dan kaki yang terikat.
Selain dalam kondisi tangan terikat dan dimasukkan ke dalam karung, kepala jenasah juga dibungkus dengan kantong plastik hitam dan dilakban pada bagian lehernya.
Menurut penuturan Wawan, beberapa hari sebelumnya, ia mengaku melihat sebuah mobil jenis minibus warna putih yang mondar-mandir di atas jembatan Cisokan, tepat di atas lokasi penemuan jenasah. Namun, Wawan mengaku tidak menaruh curiga sama sekali.
"Saya tidak tahu persis plat nomornya kalau tidak salah D atau B. Tapi yang jelas beberapa hari lalu memang mobilnya mondar-mandir di atas itu," ungkap Wawan.(ruh)



Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top