Lapas Cianjur Khawatir Napi Termotivasi


CIANJUR- Lima dari tujuh narapidana (napi) di Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Klas IIA Paledang, Bogor menjadi incaran aparat keamanan usai melarikan diri dari sel tahannya pada Minggu (13/3) kemarin sekitar pukul 04.00 WIB. Dua napi berhasil ditangkap kembali masing-masing Andre Andriansyah (21), warga Korong Tanjung Basung I Desa Sungai Buluah Kecamatan Batang Anai Kota Padang Provinsi Sumatera Barat dan Ramli (31) warga Gang Nangka Desa Karang Asem Timur Kecamatan Citeureup Kabupaten Bogor merupakan hasil laporan warga.

Artinya, masih ada lima napi yang berkeliaran dan belum diketahui keberadaannya hingga saat ini. Sebelumnya, mereka diketahui kabur dengan cara memotong jeruji besi menggunakan gergaji, lalu kemudian melompat melalui tembok sel tahanan.

Meski terjadi di Bogor, namun Lapas IIB Cianjur pun meningkatkan kewaspadaan agar kejadian di Kota Hujan itu tak terjadi di Cianjur. Hal ini dianggap wajar, pasalnya peristiwa itu menimbulkan reaksi di masyarakat Cianjur. Mengingat, secara geografis, letak Cianjur yang bertetangga dengan Bogor dikhawatirkan menjadi lokasi favorit para narapidana tersebut untuk bersembunyi dari kejaran aparat keamanan.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Lapas Klas IIB Cianjur, Tri Saptono mengaku, pada saat kejadian, pihaknya sudah menerima informasi, baik berupa foto hingga data terkait narapidana yang kabur dari Lapas Paledang, Bogor. "Karena itu kami juga turut membantu dengan memberikan informasi, bilamana petugas kami mendapat temuan di lapangan," aku Tri kepada Radar Cianjur, kemarin.

Guna mengantisipasi hal serupa terjadi, Tri semakin giat meningkatkan keamanan serta kewaspadaan di Lapas yang berlokasi di Jalan Aria Cikondang, Kelurahan Sawahgede, Kecamatan Cianjur tersebut. "Kami khawatir warga binaan yang menonton tayangan di televisi jadi termotivasi juga untuk melarikan diri. Tapi setelah rutin dilakukan pengecekan setiap hari, tidak ada potensi warga binaan hendak melarikan diri," imbuh dia.

Hal tersebut menurut Tri, dapat terjalin berkat pendekatan kekeluargaan antara petugas lapas dengan warga binaan yang telah dipupuk sebelumnya. Alhasil, pihaknya mampu menjaga kondusifitas Lapas, meski dengan jumlah personil yang terbatas. "Kalau dilihat, memang tidak sebanding. Sekitar 629 warga binaan harus diawasi oleh petugas yang jumlahnya sangat terbatas. Tapi berkat hubungan kekeluargaan yang dijalin, sangat berpengaruh terhadap situasi di Lapas kami hingga bisa tetap kondusif," pungkasnya. (lan)






Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top