Sawah Makin Tekuras, Petani Miris

BERKURANG : Petani tengah beraktivitas di sawah. Maraknya pembangunan pabrik membuat persawahan di Sukaluyu, Ciranjang, dan Haurwangi semakin berkurang.


SUKALUYU-Petani dan buruh tani  warga tiga kecamatan yakni Sukaluyu, Ciranjang, dan Haurwangi, mengeluhkan semakin habisnya lahan pertanian. Mereka menuding ada beberapa makelar tanah (biong) yang dugaan kuat bermain tanah untuk dijual ke pengusaha-pengusaha pabrik.

Seperti yang dituturkan Ujang (44) buruh tani warga Kecamatan Haurwangi. Menurutnya,   lahan pertanian produktif khususnya di daerah Haurwangi semakin habis terkuras disulap jadi kawasan industri dan beberapa pelaku (pengusaha) rumah kontarakan atau kos-kosan.

“Saya juga bingung kang bagaimana nanti 10 tahun ke depan, kita akan makan apa?. Mungkin hanya tinggal menunggu bom waktu, bagaimana swasembada pangan di Cianjur ke depannya. Ada kemajuan atau kemunduran melihat sawah sudah habis terkuras," ungkapnya, ungkapnya.

Hal senada dikeluhkan, Indra (38) salah saru mahasiswa. Menurutnya, Pemkab Cianjur melalui beberapa dinas terkait, dan pemangku kebijakan harus menekan perizinan mengenai kawasan zona industrial di daerah atau wilayah yang memang masih produkstif dan perlu dikembangkan potensi pertaniannya.

"Jadi jangan hanya diam dan seakan tutup mata, lalu pada siapa masyarakat Cianjur mengadu dan mengeluh kalau bukan pada pemerintah daerah (Pemda)  sebagai pemangku kebijakan," papar Indra (38) salah satu mahasiswa warga Kecamatan Ciranjang.

Yulianti (27) rekanya menambahkan. Sesuai dengan Kepres 33/tahun 1990 tentang penggunaan tanah bagi pembangunan kawasan industri. Pasal 1, ayat 1 dengan tegas menyebutkan, pemberian ijin lokasi tidak mengurangi areal tanah pertanian, dan pasal 2, ayat 1 jelas menerangkan bahwa kegiatan industri tidak dapat dilakukan di kawasan pertanian apalagi kawasan produktif.

"Ini merupakan kritik untuk membangun, karena sebagai putra daerah saya sangat peduli dan perlu sekali persoalan ini dipikirkan bersama jangan dibiarkan seenaknya saja, orang kaya seenaknya bisa merusak," imbuhnya.(mat)


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top