Mendengar Jeritan Hati Masyarakat di Kecamatan Naringgul

*Proyek Jembatan Tuai Polemik, Tunggu Aspirasi Gubernur
FOTO: MAMAT MULYADI/ RADAR CIANJUR
DIRUSAK: Salah satu warga Naringgul membongkar jembatan karena merasa kecewa.




ADA pelasanaan proyek pembangunan melalui pelebaran jalan Provinsi antara batas Bandung-Canjur, Kecamatan Naringgul-Kecamatan cidaun, anggara bantuan melalui APBN dari Kementrian PU BINA MARGA tahun 2013.  Pelaksananya dikerjakan PT TERATAI INTAN SARI, PT BIRO A.S.R.I  Konsultan Pengawas PT YODYA KARYA.JO PT. PERENCANA MARGA PRATAMA. Meskipun saat ini sudah rampung dan sudah berjalan hampir tiga tahun.

Laporan : MAMAT MULYADI, Naringgul

INFORMASI dihimpun dari keterangan beberapa warga Kecamatan Naringgul, Cianjur Selatan (Cisel), warga merasa dirugikan oleh pihak PT karena warga yang waktu itu ikut menjadi Subkontraktor (Subkon) ikut memborong pekerjaan Jembatan Cihanjawar, Cibadak, Cibereum, Cicurug serta saluran TPT, dan beronjong di proyek tersebut. Nah, ternyata  ada sebagian warga belum menerima pembayaran uang hasil pekerjanya salah satu warga setempat.

Diakui, Tarsa (50) warga asal Kampung Pamiliy RT03/03, Desa Naringgul, Kecamatan Naringgul, Cianjur Selatan (Cisel) membenarkan, terpaksa membongkar jembatan karena sudah kesel kepada beberapa pihak, baik itu dari kontraktor dan Satker Provinsi Jawa Barat.

"Ya, masalahnya uang hak sampai saat ini belum dibayar juga. Padahal, bukan minta itu murni hasil keringat dan modal mengerjakan jembatan, dan saluraan airnya. Persoalannya ini bukan baru sebulan atau setahun ini sudah hampir berjalan tiga tahun," bebernya kepada wartawan ini.

Ia memaparkan, sudah berulangkali mendatangi kantor Satker Provinsi Jawa Barat, saat itu menghadap dan pihaknya mengatakan, jangan dulu melapor kemana-mana apalagi ke pihak yang berwajib masalah uang pasti dibayar. Dari Satker saat menjanjikan tepatnya pada tanggal, 3 Maret 2015. Ya, katanya pasti dibayar namun pada kenyatanya boro-boro dibayar malahan pihak bersangkutan tak ada di kantornya.

"Tak sampai di situ, bersama saudara langsung mendatangi kantor Gubernur Jawa Barat, Gedung Sate di Bandung. Menghadap ke  ( Sekertaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat, dan melaporkan kejadian ini, alhasil laporan diterima akhirnya dibawa ke ruangan Vikri  TU Gubernur, menyerahkan berkas permasalahan tentang pengerjaan jembatan. Hingga akhirnya mendapat no pengaduan dengan no urut 247, tapi anehnya  sampai saat ini belum dipangil ditelepon melalui no TU Gubernur, juga tak diangkat seakan tak merespon," ungkapnya

Tarsa menambahkan, awalnya ikut memborong pekerjaan bronjong dan jembatan tepatnya 10 September 2014 . Pada waktu itu kedatangan pihak Kontraktor di PT TERATAI INTAN SARI, melalui pelaksana. Nah, bilangnya jangan takut tak dibayar karena ini proyek dari pusat, jadi masalah uang pasti aman. Setelah terjadilah tawar menawar pekerjaan. Padahal, jembatan sudah rampung, bronjongpun sama selasai, lalu saluran air juga beres.

Bahkan, untuk jumlah pekerjan diperdayakan memlalui pembangunan jembatan ada sedikitnya 4 titik atau lokasi. Diantaranya, Kampung Cibadak, Cihanjawar, Ciberum, Cicurug. Beronjong sebanyak 156 kubik, kirmir TPT 47 kubik  kalau diuangkan jumlahnya hampir  Rp125 juta, baru dibayar Rp25 juta itupun harus pulang pergi ke Bandung.

"Kenapa masyarakat kecil jadi imbas, dan  dirugikan. Saya berharap, Pak Gubernur Jawa Barat, membaca berita melalui media ini. Agar, pihak kontraktor tak bertangungjawab diberikan sangsi, masyarakat kecil seperti saya ini uang sebesar itu didapat dari hasil keringat, bukan hasil dari menipu uang rakyat. Saya minta keadilan kenapa harus warga kecil jadi korban," pintanya dan tungkasnya kepada Radar Cianjur.(**)


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top