Santri Pilih Tembakau Lokal

METRO- Beberapa santri di Cianjur akan beralih dari rokok ke tembakau lokal. Hal itu disebabkan mereka sudah mengetahui akan ada kenaikan harga rokok tersebut dari salah satu berita di media cetak ataupun stasiun televisi nasional. Saat ditemui, salah satu santri di Kampung Babakan Renyom, Desa Nagrak, Kecamatan Cianjur, Edi (25) mengatakan, memang ia perokok filter tetapi bilamana rokok naik ia pasti dan akan beralih ke tembakau lokal.

"Dulunya memang saya kalau ngerokok pakai lintingan, dengan bahan tembakau papier atau lainnya. Beralih ke rokok pun karena seiringnya waktu," ujarnya. Saat ditanyai oleh Radar Cianjur perihal alasannya lebih beralih kepada tembakau lokal, dibandingkan menggunakan rokok elektrik, ia pun menjelaskan dengan tegas, bahwa ia menyadari ia merupakan masyarakat yang belum mampu membeli suatu barang dengan mudah.

"Kita rakyat kecil, untuk makan keluarga dan bisa merokok saja sudah alhamdulilah. Sedangkan untuk membeli rokok elektrik itu cukup memakai uang yang bukan sedikit," akunya.

Selain Edi, warga lainnya yang sering dipanggil Agus (34) juga menyatakan, lebih memilih menggunakan tembakau lokal dalam mengkonsumsi rokok pada setiap harinya. Sebab menurut ia, rokok sudah menjadi kebutuhan sehari-hari bagi kalangan masyarakat yang perokok dan hal itu sudah tidak bisa dihilangkan. "Iya rokok sudah kayak hanphone, kita sekarang sudah tergantung pada rokok. Namun bilamana harga rokok jadi menaik, saya pasti memakai tembakau lokal kaya papier atau cap gorila yang harganya lebih terjangkau. Tidak akan seperti rokok harganya melambung tinggi, paling juga Rp 10 ribu atau 15 ribu," paparnya.

Ia mengungkapkan, berdasarkan informasi dari sejumlah teman, harga tembakau lokal ikut naik sekitar Rp5 Ribu hingga Rp10 Ribu, tapi tidak naik semahal rokok biasa bungkusan. (yud)


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top