DUA siswi SMP duel di kebun pisang.

CIANJUR–Sungguh miris dengan kondisi pendidikan di Cianjur. Bukannya fokus belajar untuk masa depan, dua pelajar perempuan dari dua sekolah SMP di Kecamatan Haurwangi terlibat perkelahian. Keduanya berkelahi di sekitar kebun pisang Kampung Leuweung Malang, RT 01/08, Desa Kertamukti, Kecamatan Haurwangi.

Aksi perkelahian itu telah direkam temannya dan beredar di dunia maya. Melihat kejadian itu, Dinas Pendidikan Kabupaten Cianjur pun memberikan perhatian khusus.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, penyebab perkelahian yang dilakukan oleh pelajar SMP putri berinisial D dan S tersebut, diduga karena saling mengejek.

Atas adanya hal tersebut, Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Cianjur, Hilman Sujadi mengaku miris dengan adanya perkelahian pelajar perempuan dari dua sekolah di Haurwangi tersebut. Pihaknya pun telah melakukan proses mediasi kedua sekolah yang terlibat perkelahian.

"Kami dari dinas pendidikan sudah berkomunikasi dengan dua kepala sekolah agar segera mempertanggunjawabkannya," ujarnya.

Ia menuturkan, jika ada pihak yang merasa dirugikan maka pihak lain harus bisa bertanggungjawab agar tercipta rasa keadilan. Karena khawatir efek negatif dari foto atau video perkelahian pelajar yang sudah tersebar. Untuk itu, pihaknya mengimbau kepada pihak yang masih menyimpan foto atau video untuk segera menghapusnya.

"Kejadiannya di luar jam sekolah, saya khawatir bisa lebih brutal akibatnya, yakni tertular pelajar lain untuk melakukan kekerasan, maka dari itu peran orangtua sangat penting turut mengawasi, karena pengawasan terbatas hanya saat kegiatan belajar di sekolah,” ujarnya.

Hilman memaparkan, dari beberapa laporan yang masuk kejadian biasanya melibatkan siswa SMA dan SMK, namun kali ini perkelahian pelajar putri yang masih berstatus SMP baru dilaporkan terjadi kali ini. "Ini bahan evaluasi bagi kami untuk memperbaiki permasalahan hingga tuntas, untuk itu, sekali lagi peran orang tua sangat penting, apalagi perkelahian di luar waktu belajar atau sekolah,” pungkasnya.

Sementara itu,  Wakil ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Cianjur, Sapturo mengakui merasa prihatin atas terjadinya hal tersebut.

“Kami merasa prihatin apalagi dilakukan siswi SMP, dengan begitu peran guru maupun orang tua harus lebih ditingkatkan lagi, khususnya dalam memberikan pendidikan terahadap anak,” ujarnya.

Sapturo menuturkan, dengan adanya perkelahian seperti itu, tentunya tata tertib sekolah khususnya di Cianjur harus lebih tertib dan lebih ketat dalam memberikan pengarahan terhadap siswa, agar hal serupa tidak terulang kembali.
Selain itu, menurutnya pihak dinas terkait dalam hal ini dinas pendidikan harus memberikan sangsi tegas bagi guru maupun kepala sekolah yang tidak bisa memberikan pengarahan yang baik terhadap siswa maupun siswi.

“Dinas pendidikan harus memberikan sangsi tegas kepada pihak sekolah, dan pihak sekolah harus benar-benar memantau dan melakukan pengawsan yang benar, karena kasus seperti ini merupakan kelalaian dari para guru maupun kepala sekolah, terlebih jika terjadinya perkelahian saat jam sekolah,” pungkasnya.(ndk)