WARUNGKONDANG - Hidayah hanya diberikan kepada orang yang benar-benar mau bertobat dengan sungguh-sungguh. Seperti mantan preman dan pemakai narkoba di Terminal Pasirhayam ini.
Siapa sangka preman kelahiran tahun 1968 yang sempat ditakuti pada tahun 2010 an itu, berubah 180 derajat berkat hidayah.
Bagaimana tidak, Asep Martin yang dulunya menjadi preman dengan banyak anak buahnya, serta sekaligus sebagai pemakai narkoba, kini telah bertobat.
Tentunya, dulu Asep menjadi preman, lantaran faktor pergaulan. Pertobatan mantan preman ini memuncak ketika dirinya dan anak buahnya ditangkap polisi saat ada razia preman.
“Waktu itu bulan Ramadan, kebetulan ada razia preman, dan ada anak buah saya yang tertangkap, karena merasa tanggungjawab dengan keselamatan anak buah hingga saya pun menyambangi razia itu hingga ikut ditangkap,” katanya, (21/05).
Kejadian itu membuat dirinya merasa hina dan Asep memilih sering mendatangi ustad yang memberikan pencerahan, hingga akhirnya sadar.
“Setelah peristiwa itu kebetulan ada teman seorang ustad, hingga akhirnya kami tukar ilmu, saya belajar ngaji, ustad belajar tenis meja ke saya,” ujarnya.
Menurut Asep, setelah insaf sekarang dipercaya menjadi pemimpin. Dirinya juga selau rutin menghadiri pengajian-pengajian.
“Setelah keluar dari dunia preman saya terpilih jadi ketua PNPM di Desa Ciwalen, hingga akhirnya saya terpilih menjadi kepala desa,” katanya.
Kini, rasa syukur selalu terucap dari mulut Asep Martin mantan preman ini. Dengan menjabat sebagai kepala desa, tentu dapat membatu warga di wilayahnya.
“Ada untungnya juga jadi mantan preman, mungkin karena mereka takut, jadi masalah–masalah yang ada di masyarakat mudah diselesaikan, hingga akhirnya Desa Ciwalen menjadi desa yang paling kompak di Kecamatan Warungkondang,” katanya sambil bergurau.
Asep menjelaskan, meski dirinya dulu sebagai pecandu narkoba namun tak pernah masuk panti rehabilitasi hingga saat ini berhenti.
“Kuncinya adalah jangan dikuasai oleh narkoba,” katanya.
Setelah insaf jadi preman Asep mengaku tak pernah lagi berdekatan dengan narkoba dan miras.
“Sekarang jangankan minum nyium baunya juga sudah enek,” katanya.(dil)
Tidak ada komentar: