CIANJUR
– Seorang insan pers yang, baik media cetak maupun media elektronik, memiliki
tugas penting untuk menyampaikan informasi yang faktual dan berimbang kepada
berbagai lapisan masyarakat. Kendait demikian, tak jarang dalam melakukan
kegiatan peliputan, guna kelengkapan sajian informasinya menemui berbagai
kendala, baik secara fisik maupun secara psikis.
Tidak
sedikit wartawan harus mengalami berbagai macam bentuk cibiran, ancaman dan
intimidasi, hingga kekerasan secara fisik dari sejumlah pihak yang kurang
begitu menghendaki. Seperti yang dialami oleh jurnalis surat kabar Harian
Pelita, Guruh Permadi. Ia sempat mendapat perlakuan kurang menyenangkan dari
aparat kepolisian saat melakukan tugas peliputan pada demonstrasi di komplek
Pendopo Cianjur, Senin (4/1) kemarin.
Akibatnya,
Guruh harus dilarikan ke Instalasi Gawat Darurat (IG) Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Cianjur untuk mendapat perawatan intensif. Menanggapi hal tersebut,
Ketua Forum Jurnalis Televisi Cianjur (FJTC) Chaeronsyah berharap, kekerasan
terhadap jurnalis, khususnya di Cianjur tidak terjadi lagi di kemudian hari.
“Kami
harap, kejadian yang menimpa Guruh adalah yang terakhir kalinya,” tegas Eron
(sapaan akrab Chaeronsyah) kepada Radar Cianjur.
Eron
menambahkan, pihaknya mengaku telah melakukan audiensi dengan Kapolres Cianjur,
AKBP Asep Guntur Rahayu terkait peristiwa kekerasan tersebut.
“Kapolres
juga telah menyampaikan permohonan maafnya. Namun demikian, proses hukum
terkait kasus kekerasan ini tetap berjalan. Para anggota Dalmas juga sudah
diperiksa satu persatu oleh Propam Polres Cianjur,” tambahnya.
Terpisah,
akademisi hukum asal Fakultas Hukum Universitas Suryakancana (FH Unsur),
Kuswandi menjelaskan, dalam perspektif hukum, selalu ada beberapa fakta, bukti
dan saksi yang harus dipenuhi, untuk kemudian dilakukan penyelidikan lebih
lanjut.
“Saya
tidak bisa berkomentar banyak, namun sebagai warga Cianjur, saya turut prihatin
atas peristiwa tersebut,” ungkap Kuswandi.
Tak
bisa dipungkiri, lanjut Kuswandi, peristiwa tersebut berawal dari sebuah
kondisi dimana berbagai pihak dalam situasi yang memanas. Akhirnya, petugas
kepolisian yang tengah melakukan tugasnya melakukan pengamanan berlaku
represif.
“Kedepan,
saya berharap semuanya bisa menahan diri dan bermusyawarah untuk dapat dicapai
solusi bersama,” harapnya. (cr2)
Tidak ada komentar: