Demi Anak dan Istri, Rela Dibayar Rp15 Ribu


SEMANGAT: Asep Miftah (49) salah seorang buruh tani asal wilayah Kecamatan Sukaresmi.
Jalani Hidup Sederhana ala Buruh Tani

Di tengah zaman yang terus berkembang, masih banyak masyarakat yang terus berusaha bertahan hidup dengan menjadi buruh tani. Mereka terus berpindah dari satu tempat ke tempat lain.

LAPORAN : Farhaan Muhammad Ridwan 

Sosok Asep Miftah (49) warga Desa Cikanyere, Kecamatan Sukaresmi, merupakan salah satu gambaran yang menerangkan tentang kehidupan seorang buruh tani. Demi bertahan hidup, ia hanya mengandalkan keahliannya dalam bercocok tanam.

Walau pun tidak memiliki tanah sendiri, bapak dua anak ini dengan penuh semangat tetap menjadi seorang buruh tani.

"Memang sih bayarannya tidak besar, kadang per hari hanya dibayar Rp15 ribu, ada juga yang membayar Rp 20 ribu. Tetapi berapa pun yang saya dapatkan, saya harus syukuri," katanya.

Menurutnya, kunci ketenangan hidup adalah tidak boleh mengeluh dan merasa putus asa, karena sifat putus asa sangat dilarang Allah SWT dan bisa merugikan seseorang. "Kalau dirundung kesulitan, misal saat tidak ada pemilik lahan dan memasuki musim tanam, saya kerap bingung sekali. Tetapi dengan diiringi doa, Alhamdulilah saya bisa melalui masa sulit itu," tuturnya.

Diakuinya, berprofesi sebagai buruh tani sudah berlangsung sejak 20 tahun lalu. Meski begitu saya tak pernah malu, dan ini yang membuat hidup bisa tenang. "Apalagi selama ini istri dan anak-anak saya mendukung, bahkan mereka suka ikut membantu. Hal inilah yang ikut meringankan beban pekerjaan saya," tukansya.(*)


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top