Kawasan Real Estate jadi Kota Hantu

KAWASAN real estate di Cipanas yang dibiarkan dihuni hantu

CIPANAS-Maraknya vila di komplek real estate wilayah Pacet dan Cipanas  yang terbengkalai disayangkan sejumlah pihak. Pembangunannya dianggap mubazir, menimbulkan alih fungsi lahan, dan merugikan pemerintah karena banyak pemilik yang menunggak pajak.

Sekretaris Umum Lembaga Pengkajian danPengembangan Tata Ruang Megapolitan Ade Kosasih, mengatakan maraknya alih fungsi lahan dari lahan pertanian dan perkebunan menjadi real estate menyebabkan pekerjaan warga sekitar menjadi hilang. Apalagi saat ini real estate banyak seperti kota hantu.

“Dengan banyaknya vila yang tidak terawat, kumuh, dan hancur ini jelas sangat merugikan. Pajak ke pemerintah pun macet, dan mempersempit lapangan pekerjaan serta mata pencaharian warga lokal,” paparnya.

Menurutnya bagi perumahan real estate yang telah lebih 20 tahun berdiri, pengurusan fasilitas umum dan sosialnya seharusnya dialihkan kepada pemkab. Untuk selanjutnya diberikan kepada warga sekitar, karena warga banyak membutuhkannya.

"Banyak masyarakat Pacet dan Cipanas yang tak punya rumah, namun real estate yang dulunya berdiri luas,, megah, dan mewah kini seperti kota hantu. Jelas ini ironis, sehingga pemerintah harus tegas menyikapi masalah ini," tuturnya.

Dijelaskannya sejumlah komplek real estate di Cipanas, Pacet, dan Cipanas banyak bangunan vila yang tidak digunakan dan terbengkalai. Misalnya di Desa Sindanglaya, Desa Cipendawa, Desa Ciherang, dan Gadog.

“Kita butuh tata ruang yang mampu menumbuhkan sektor ekonomi kerakyatan, tanpa merusak tatanan lingkungan yang ada. Bukan pembangunan real estate yang merusak ekosistem, dan keuntungan investasi semata. Ini butuh ketegasan pemerintah, demi  generasi mendatang,” pungkasnya.(fhn)


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top