FEBI Tuan Rumah Mureg FoSSEI Jabar

CENDRAMATA: Ketua FoSSEI Jabar Risman berikancendramatapada Dekan FEBI Unsur DR H Endang Jumali, Sabtu (16/7).


CIANJUR-Himpunan Mahasiswa Ekonomi Syariah (HIMAESA) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Universitas Suryakancana (Unsur) Cianjur, jadi tuan rumah Musyawarah Regional (Mureg) Forum Silaturahmi Studi Ekonomi Islam (FoSSEI) Jawa Barat 2016.

Kegiatan yang berlangsung dua hari, Sabtu dan Minggu (16-17/7) ini digelar di dua tempat yakni Kampus FEBI Unsur dan Villa Bukit Cipendawa Cipanas Cianjur. Acara ini menunjukkan keberadaan FEBI Unsur, pada para pengurus KSEI se Jawa Barat serta masyarakat umum. 

Selain Mureg, digelar pula Seminar Nasional Forum Silaturahmi Studi Ekonomi Islam yang mengambil tema 'Mempersiapkan ekonom muslim dalam menghadapi maraknya bunga demi menyongsong peradaban ekonomi syariah di Indonesia'. 

Hadir sebagai pembicara seminar, Dekan FEBI Unsur DR Endang Jumali dan pengamat Ekonomi Islam Candra Natadipurba. Acara dibuka langsung Rektor Unsur Prof DR Dwidja Priyatno, 
perwakilan dekan di lingkungan Unsur, para dosen FEBI dan perwakilan beberapa pengurus KSEI dari perguruan tinggi di Jawa Barat.

Koordinator FoSSEI Regional Jawa Barat Risman Maulana dalam sambutanya sangat berterima kasih pada pengurus HIMAESA FEBI Unsur yang sudah bersedia sebagai tuan rumah penyelenggaraan Mureg tahun 2016 ini. Dia meyakini dengan digelarnya acara tersebut akan sangat positif. "Kegiatan ini ingin mempertegas dan membumikan sistem ekonomi Islam menjadi ideologi masyarakat Jawa Barat," ungkapnya.

Ketua Panitia Mureg FoSSEI Jabar Firmansyah Sandi mengungkapkan, jika acara ini terselanggara berkat dukungan semua pihak termasuk FEBI Unsur. Acara dihadiri perwakilan KSEI se Jawa Barat dan akan memilih pengurus baru pada gelaran Mureg. "Kita sudah maksimal menggelar acara nasional seperti ini," ungkapnya.

Sementara itu, Rektor Unsur Prof DR Dwidja Priyatno dalam sambutanya mengungkapkan, bahwa ekonomi Islam saat ini masih jadi tolak ukur keberhasilan untuk umat muslim dalam mengelola perekonomian. Sebab penerapan sistem ekonomi kapitalis dan global ternyata banyak yang bangkrut. Seperti halnya kasus BLBI yang telah merugikan keuangan dan pendapatan negara senilai Rp300 triliun.

"Membangkrutkan kondisi saat ini dan masih parah, ada tax amnesty, hukum mengatur dengan hukum yang keras, bisnis curang dan hukum publik, monopoli, rasional bidding penawaran pada pemerintah yang sudah sangat berbahaya, dari semua akan muncul banking crime, lingkungan crime, money loundring, kemudian mengalahkan ekonomi konvensional, maka kita harus menerapkan ekonomi syariah, ini untuk menggempur pemikiran ekonomi liberal yang akan menghancurkan Islam," ungkapnya.(nag)

 


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top