KEBERADAAN industri selain berimbas pada sisi positif bagi lapangan kerja, tetapi juga banyak sisi negatifnya. Salah satu dampak negatif terhadap tatanan sosial, selain hilangnya hamparan padi sebagai aset daerah, kini kebebasan seks di kalangan buruh alias karyawanya kerap terjadi di kalangan mereka.
AS (32) salah seorang buruh pabrik di daerah Gekbrong Cianjur mengatakan, banyak sekali terjadi praktek seks bebas dikalangan karyawan pabrik. Biasanya mereka melakukan perbuatan hina tersebut disaat malam hari ketika karyawan yang lain fokus bekerja. "Pada prakteknya mereka melakukan persetubuhan ketika ada pemberlakuan shift malam, mereka lakukan di WC dengan menggelar dus bekas di lantai WC," terang AS kepada Radar Cianjur, beberapa waktu lalu.
Pimpinan Pondok Pesantren Al Ittishom Warungkondang, Ustad Deden membenarkan kondisi tersebut, imbas dari pergaulan bebas dan pemberlakuan jam malam pada pekerja perempuan berdampak negatif pada yang bersangkutan.
Menurutnya, keberadaan pabrik di wilayahnya berdampak negatif, karena tak jarang para orang tua karyawati datang pada dirinya mengeluhkan banyak perawan yang hamil sebelum menikah. "Hampir 10 orang perawan yang hamil di kampung saya diduga gara-gara pergaulan seks bebas di pabrik, padahal dulu sebelum adanya pabrik belum pernah terdengar kejadian seperti itu," ungkapnya.
Wakil Ketua Bidang Organisasi Front Pembela Islam (FPI) Cianjur, Habib Idrus menyesalkan, apabila benar banyak terjadi karyawati hamil akibat mereka bekerja pada shift malam dan pergaulan yang tak dibatasi di sebuah pabrik.
Maka untuk itu, pihaknya akan segera melakukan koordinasi dengan pihak pemerintah setempat, khususnya Majelis Ulama Indonesia (MUI) Cianjur dan Polsek setempat karena perbuatan itu sangat berbahaya. "Selain akan merusak kesehatan, juga bisa menodai julukan nama baik Cianjur sebagai kabupaten Gerbang Marhamah," ujarnya.
Terpisah, Sekretaris MUI Kabupaten Cianjur, Ahmad Yani menyebutkan, Pemerintah Kabupaten Cianjur harus bertanggung jawab terhadap dugaan banyaknya karyawati buruh pabrik yang hamil akibat pergaulan bebas di pabriknya.
Sebab permasalahan tersebut muncul akibat mudahnya pemberian izin pendirian pabrik. "Banyak pendirian pabrik di mana-mana belum tentu bagus dan cocok dengan kondisi Cianjur seperti saat ini, karena perilaku masyarakat bisa jadi sebaliknya," ungkapnya, seraya Cianjur sendiri memiliki slogan Gerbang Marhamah dan Kota Santri.
Berdasarkan hasil laporan tersebut, pihaknya akan segera melakukan penggrebekan ke tiap-tiap pabrik terkait permasalahan prostitusi yang selama ini kerap kali meresahkan masyarakat. "Insya Allah dalam waktu dekat kami akan melakukan pengawasan ke pabrik-pabrik," tegasnya.
Kapolres Cianjur, AKBP Asep Guntur Rahayu menambahkan, permasalahn seks bebas merupakan permasalahan moralitas dan dalam hal ini Polri akan memberikan himbauan terkait dengan penularan penyakit kelamin, aborsi, pembuangan bayi dan pembunuhan janin. "Jadi dalam hal ini Polisi memberikan himbauan terkait dengan masalah hukum dan moralitas dan kami sudah bekerjasama dengan para alim ulama" terangnya.(cr1/riz)