CIANJUR-Juhdi (13), bocah yang terkenal dengan sepatu menganga saat memimpin upacara, membuat Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi ikut turun gunung. Selasa (14/3).
Ketua DPD Golkar Provinsi Jawa Barat itu menyambangi sekolah Juhdi, SD Negeri Sindanglaya, Kecamatan Cipanas. Dedi kala itu didampingi Kadisdikbud Cianjur, Cecep Sobandi, Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Cipanas, Edi Mulyadi dan anggota Dikyasa Polres Cianjur, AIPDA Ijang Purnama Bhakti Solihin.
Tanpa banyak basa-basi, Dedi langsung menemui Juhdi seraya memberikan satu unit sepeda. Seketika, sepeda itu langsung dicoba Juhdi mengelilingi areal lapangan di sekolahnya. Dedi mengetahui, Juhdi harus berjalan kaki sejauh dua kilometer dari rumah menuju ke sekolah. Dedi kemudian berpesan kepada Juhdi agar tidak memakai sepeda serampangan dan kebut-kebutan.
"Semoga tidak terus-terusan menjadi dramatis. Bagaimanapun pendidikan yang kita harapkan itu adalah pendidikan yang berkarakter dan mampu menciptakan generasi masa depan yang tangguh dan mandiri, bukan malah generasi yang cengeng," tegas Dedi kepada wartawan.
Bukan sekedar memberikan sepeda, pria yang lekat dengan budaya Sunda itu memberikan motivasi berbungkus pengalamannya saat bersekolah dahulu kala yang hanya memiliki sepasang sepatu kepada para siswa SD Negeri Sindanglaya.
"Saya dulu hanya punya sepasang sepatu. Sepatu saya sering basah akibat kehujanan. Karena mau saya pakai esok hari, sepatu itu saya simpan di atas perapian supaya cepat kering. Suatu hari, gara-gara lupa diangkat akhirnya sepatu itu gosong," ungkap Dedi berkisah, diiringi gelak tawa para siswa yang mendengarkan.
Secara khusus, kepada Juhdi, Dedi berpesan agar tetap semangat dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari, termasuk bersekolah. Meski dengan kondisi serba keterbatasan, Dedi menilai, semangat untuk meraih cita-cita tak boleh luntur. Pasalnya, keinginan kuat untuk bersekolah tidak dinilai dari penampilan semata.
"Misalnya di Purwakarta, kita bebaskan siswanya bersekolah pakai sepatu atau sandal. Dalam kelas, semuanya tidak pakai alas kaki. Kenapa? karena dari sepatu seringkali membuat siswa itu jadi minder ke sekolah," ungkap Dedi.
Sementara itu, saat ditanya, sambil tersenyum malu, Juhdi yang sudah banyak kebanjiran rezeki itu rupanya masih memiliki kepedulian terhadap sesama. Juhdi mengaku sudah memiliki delapan pasang sepatu. Sebagian sepatu ia berikan kepada pamannya, Abu Bakar (11) yang telah berjasa meminjamkan sepatu untuk sekolah Juhdi.
"Sepatu dikasih ke Abu dan teman-teman. Alhamdulillah sekarnag banyak yang ngasih sepatu, seragam juga, terus dikasih buku sama tas. Hatur nuhun kanggo radar, kanggo sadayana," tandas Juhdi sambil tersenyum bahagia.
Diantara para tamu undangan yang datang bersama Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi yakni Kadisdikbud Cianjur, Cecep Sobandi.
Sehari sebelumnya, padahal Cecep mengaku tidak mengetahui siapa itu Juhdi dengan sepatunya yang menganga. Alasannya, Cecep mengaku tidak ada laporan kepadanya. Pihak UPTD Pendidikan Kecamatan Cipanas disebut tidak memberikan laporan mengenai Juhdi ke Disdikbud Cianjur.
"Kenapa ngga dibeliin? Kalau ada yang beliin syukur, terima kasih, ada perhatian," kata mantan Kepala BKPPD Cianjur tersebut.
Agar tak ada lagi siswa lainnya yang bernasib sama seperti Juhdi, Cecep mengimbau kepada seluruh Kepala UPTD Pendidikan se-Kabupaten Cianjur agar ikut menindaklanjuti berbagai program yang dicanangkan Bupati Cianjur, Irvan Rivano Muchtar. Terlebih, yang di lingkungannya ada siswa-siswi miskin yang membutuhkan bantuan. Diharapkan Kepala UPTD lebih tanggap dan peduli.
"Kalau ada siswa miskin, kita mesti care. Pak bupati sudah berulang kali bilang, santuni anak yatim, bantu orang miskin. Makannya itu perlu kita tindaklanjuti, kita aplikasikan," kata Cecep saat diwawancarai Radar Cianjur di ruang kerjanya, Senin (13/3) lalu.(lan)